Amir Uskara Apresiasi Langkah BI Jaga Ketahanan Pangan melalui GNPIP

27-10-2022 / KOMISI XI
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara. Foto: Ridwan/Man

 

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berinisiatif menjaga ketahanan pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dibandingkan bank sentral lainnya di berbagai negara, menurutnya, hanya BI yang berupaya keras melakukan hal tersebut. Sehingga, upaya tersebut menjadi tepat, terutama menjaga ketahanan pangan nasional di masa ketidakpastian global.

 

“Kalau kemarin dalam APBN kita sepakati inflasi di kisaran 3 persen, tapi kondisi inflasi kita saat ini sudah mencapai 5,95 persen. Itu juga saya kira sudah sangat bagus karena perkiraan beberapa negara, bahkan lembaga internasional memperkirakan inflasi kita bisa 6 persen hingga 7 persen. Jadi kalau kita bisa tahan di bawah 5 persen ini saya kira sudah prestasi,” ujar Amir di Makassar dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, Kamis (27/10/2022).

 

Upaya BI itu, kata Amir, sebagai lembaga independen merupakan hal yang kreatif dan memiliki kepedulian kepada masyarakat, terutama menjaga daya beli dan ketahanan pangan nasional. Meski kondisi inflasi pangan Indonesia sudah di atas target, namun, hal tersebut patut diapresiasi karena masih berada di bawah tingkat inflasi yang terjadi di negara-negara lain.

 

Karena itu, Politisi PPP ini memberikan apresiasi pada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Bank Indonesia dalam mendukung pengendalian inflasi. Ketahanan pangan sendiri berkontribusi sekitar 73 persen untuk pengurangan angka kemiskinan. “Rantai distribusi memang perlu diperpendek untuk menjaga harga pangan di masyarakat. Saya berharap daya beli masyarakat terus terjaga melalui sinergi yang dilakukan,” tambahnya.

 

Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menuturkan, kondisi ketahanan pangan yang terdapat dalam beberapa komoditas yang ada di Indonesia. Stok pangan untuk beras berada di posisi 88 hari, jagung 52 hari, dan kedelai 7 hari.

 

“Ini yang sangat perlu kita perhatikan bahwa kalau di daerah Jawa, di daerah pengrajin tahu, tempe, maka kedelai menjadi fungsi, menjadi komoditas yang diperlukan,” ujar Gusti.Meski demikian, kata Gusti, pihaknya tetap memperhatikan arahan yang diberikan Presiden Joko Widodo agar waspada dan berhati-hati, serta tidak lengah dalam menjaga ketahanan pangan nasional dari kondisi inflasi global. (rdn/aha)

BERITA TERKAIT
Fathi Apresiasi Keberhasilan Indonesia Bergabung dalam BRICS, Sebut Langkah Strategis untuk Perekonomian Nasional
08-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi, menyampaikan apresiasi atas pengumuman resmi yang menyatakan Indonesia sebagai anggota penuh...
Perusahaan Retail Terlanjur Pungut PPN 12 Persen, Komisi XI Rencanakan Panggil Kemenkeu
05-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu)...
Edukasi Pasar Modal Sejak Dini Dapat Meningkatkan Literasi Keuangan Generasi Muda
04-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi menyambut baik usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menginginkan edukasi...
Anis Byarwati Apresiasi Program Quick Win Prabowo: Potensi Kebocoran Anggaran Harus Diminimalisasi
25-12-2024 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan...